terkini

*Darah Perjuangan HMI, Oleh Khairunnisa*

2/04/23, 22:13 WIB Last Updated 2023-02-04T15:13:29Z


Sumut . Media Advokasi com -Hayat semakin tua, ingat suara dan pergerakan HMI sejatinya hanya untuk darah perjuangan. Segala puji hanya bagi Allah Swt, yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisan sederhana ini. Semoga dapat bermanfaat. Begitupun HMI yang selalu terus memberikan manfaat bagi Republik Indonesia.


Allhamdulillah kita masih diberikan kenikmatan yang mengalir seiring aliran darah dalam hati dan raga. Selawat dan salam tak lupa juga kita hadiahkan kepada Baginda Rasullah Saw. junjungan serta panutan kita semua, atas segala ikhtiar beliau dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran di muka bumi ini, sehingga kita bisa merasakan kenikmatan dalam berbagai kemajuan zaman seperti sekarang. Begitupun dengan HMI yang harus hidup dan menyinari disetiap zaman.


Coretan ini hanya bentuk komunikasi antara penulis dengan lingkungan sekitarnya. Membuat sebuah tulisan memang tidak semudah berbicara, karena untuk menulis dibutuhkan sebuah pemikiran dengan cara berkontemplasi. Maka demikian penulis menyadari bahwa tulisan sederhana ini jauh dari kata sempurna yang perlu kritikan, saran, masukan yang membangun agar tulisan ini mampu lebih baik lagi. Begitupun dengan HMI agar lebih maju, mendengarkan masukan dan saran adalah caranya.


Sebagai organisasi yang lahir, tumbuh dan berkembang di Indonesia HMI selalu menjunjung prinsip pengelolaan organisasi secara profesional. Tanpa pengelolaan yang profesional, HMI tidak akan mampu mengarahkan dan menumbuhkan jiwa perjuangan pada kader-kadernya. Hal ini jugalah yang membuat himpunan ini bertahan sampai sekarang dan mampu bersaing secara global.


Untuk mewujudkan segala peran dan tanggungjawab seorang mahasiswa dibutuhkan sebuah wadah pengembangan diri, wadah itu adalah organisasi. Untuk mencapai identitas sebagai kader HMI bukan sebuah hal yang mudah. Dibutuhkan kemauan, tekad, kesadaran dan rasa ingin belajar dalam menyelesaikan training kader yang sudah ditetapkan.


Sejak didirikan oleh Ayahanda Prof. Lafran pane berserta kawan–kawan pada tahun 1947, HMI menetapkan tujuan atas dua pemikiran yaitu keislaman dan keindonesiaan. Islam adalah ruh dan Keindonesiaan adalah tubuh dimana keduanya tidak dapat di pisahkan. Islam adalah ajaran secara universal yang menuntun manusia agar hidup sesuai fitrahnya demi mencapai keselamatan dan ridho Allah SWT, sedangkan Indonesia adalah proyek hidup untuk menuju kemerdekaan dan kesejahteraan.


Tepat pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan pada tanggal 05 februari 1947 M Himpunan ini didirikan. Sudah Tujuh puluh enam tahun usia Himpunan Mahasiswa Islam ini berada, himpunan yang selalu mengabdi kepada negeri demi menjaga keutuhan NKRI. Saat ini, HMI usianya tidak muda lagi. Bisa saja semangatnya telah ditelan usia karena dihadapi problematika yang sering kita melihat hilangnya pendengaran, buram penglihatan, bahkan tak punya kekuatan untuk berjalan dan melawan para pengkhianat kebenaran.


Himpunan ini tidak perlu sebuah slogan karena dia bukan sebuah adegan dan tak perlu arogan karena Himpunan perlu suara dan pergerakan kader demi membela kebenaran dan menanamkan jiwa perjuangan kepada diri kader itu sendiri. Diusia senja yang tak lagi muda ini saatnya kader sejati HMI sebagai generasi negeri tercinta ini tetaplah berdiri dan menjunjung tinggi harga diri himpunan ini serta mari bersama meneruskan perjuangan  untuk menyingkirkan tirani dan tetap berada didepan menyuarakan dengan lantang untuk mengumandangkan kebenaran.


Di satu sisi, Kader HmI saat ini lebih nyaman memilih pola pikir instan, ketimbang rumusan pergelaran yang dianggap terlampau rumit dan bertele-tele. Maka wajar bila capaian gerakan kita hanya sebatas tujuan “antara”. Artinya, kita pandai menggoyang ataupun menurunkan rezim. Namun, tidak siap dengan penyusunan kembali setelah runtuhnya rezim tersebut.


Ada tiga hal yang melatar belakangi berdirinya HMI, yakni dunia islam, kebangsaan dan kemahasiswaan. Dimana tertera jelas tujuan berdirinya organisasi ini ialah terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi oleh Allah Swt.


Tersirat dengan jelas bahwa HMI bukan organisasi sembarangan, Himpunan ini merupakan pondasi perjuangan demi mencapai kemerdekaan dan kemaslahatan umat.


Seyogyanya dengan rasa sadar dan naluri yang tinggi kita sebagai kader HMI harus mampu menjadi pelopor perubahan demi bangsa ini. Mampu menjadi pejuang dan menyuarakan hal-hal yang melanggar keadilan dan berpihak kepada saudara mu yang sedang tertindas. Artinya seluruh kader HMI harus mampu mengukir sejarah perjuangan pada dirinya sebagai kader dan mampu menjadi pengukir sejarah bagi orang lain. 


Semakin hari HMI semakin tua, dan kini masa depanmu masih panjang duhai Himpunan tercinta, karena Hijaumu masih tajam dan Hitammu masih tegar dan kau selalu melahirkan generasi cerdas dan selalu meneteskan generasi tangkas. 


Wahai seluruh kader HMI yang ada dimuka bumi ini, jangan buat malu Himpunan mu, semakin kau ingin memperburuk Himpunan sendiri, maka ingatlah sebelum melakukannya banyak kader pejuang yang melindungi marwah Himpunan ini. Perjuangan adalah sebuah ibadah. 


Realitas perjuangan dan memenangkan pertarungan memang tidaklah gampang. Tentu pula kita perlu dukungan, kerjasama, kesadaran untuk mencapai sebuah kemenangan tersebut. Perlu strategi cerdas dan taktik yang jeli untuk menyusun langkah dalam berjuang untuk menyuarakan dan bergerak demi keadilan. 


Himpunan ini hanya bagi sosok manusia yang mau belajar, memiliki jiwa perjuangan yang tinggi, dan rasa peduli yang besar bagi kemaslahatan umat. Jika tidak ada perjuangan maka tidak ada kemajuan. Semakin sulit perjuangan semakin indah saat-saat mencapai kemenangan.

Ingat kader merupakan nafas dan ujung tombak perjuangan HMI. Tanpa kader, HMI bukanlah siapa-siapa.


Maka demikian ku berharap, lahirkan lagi lah wahai Himpunan ku tokoh-tokoh solutif. Kau teteskan lagi lah para berlian cemerlang agar umat ini tidak terjerat pada ketidak adilan yang di ciptakan manusia itu sendiri. Tetaplah berkibar bendera Himpunan Mahasiswa Islam tercinta. Karena kehadiran mu adalah tempat perjuangan generasi bangsa. Selamat Ulang tahun Himpunan ku HMI ke 76 tahun. Yakin usaha sampai (Yakusa).


Buktikan, bahwa kader HMI adalah kader yang pantang tolak tugas meski terpepet dengan keadaan mendesak. Karena ketika tidak sanggup menjalankan tugas tersebut maka rasa malu bukan kita berikan untuk orang lain tapi malu kepada hijau hitam. Jaya selalu HMI kita semua tersayang yang telah mengajarkan ku arti sebuah organisasi dan perjuangan, hingga terkadang pipi ku dibasahi air mata perjuangan. Khidmat HMI untuk masa depan peradaban.


Demikian dan terimakasih, ku sampaikan kepada para manusia yang cintanya tidak pernah diragukan terhadap HMI yang telah didirikan oleh ayahanda Lafran Pane, yang tanggal dan bulan lahirnya sama dengan berdirinya HMI. 5 Februari 1922, Lafran Pane lahir di Sipirok, Provinsi Sumatera Utara. 5 Februari 1947 Lafran bersama sahabatnya mendirikan HMI. 6 November 2017 Lafran Pane digelari Pahlawan Nasional oleh Republik Indonesia. 25 Januari 1991 Lafran Pane wafat dan dimakamkan di kota pelajar Yogyakarta. Ingatlah ayahanda, jutaan kader HMI akan selalu mendoakan mu, yang insya Allah akan sampai ke alam kubur mu yang penuh dengan taman Surga.(Suyanto)


Penulis adalah : Departemen Eksternal KOHATI HMI Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) UINSU.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • *Darah Perjuangan HMI, Oleh Khairunnisa*

Terkini

Topik Populer