terkini















PILKADA KOTA PALEMBANG 2023/2024"BELANDO MASIH JAOH"

9/17/20, 15:45 WIB Last Updated 2020-09-17T08:45:43Z
Bidak diumpankan agar raja bisa menggapai singgasana ? 

Ini analogi yg saya buat untuk memperkuat dugaan saya terhadap dinamika politik kota Palembang.
Ya meskipun relatif masih 3 atau 4 tahun lagi pilkada di gelar, namun ibarat bunga yg penuh madu, pilkada kota Palembang selalu menarik minat bagi publik untuk didiskusikan.

"Belando masih jauh" itu kalimat guyonan sekaligus sindiran yg acap saya pakai manakala ada teman atau kolega bertanya tentang prediksi peta politik pilkada kota Palembang. Terlalu dini untuk membuat kalkulasi politik terhadap beberapa figur kandidat yg telah muncul namanya di berbagai media dan perbincangan publik.
Namun tak apalah, hanya sekedar berwacana kosong saya mencoba mem-peta-kan para calon kandidat yg mungkin sudah menunjukkan sinyal2 utk maju dlm pilkada 2023/2024 nanti.

Yang pertama, sebut saja H Nasrun Umar (HNU) Sekda Provinsi yg telah melakukan berbagai langkah politik, baik sosialisasi dan interaksi, maupun konsolidasi melalui relawan Dulur HNU. Disamping itu HNU juga sudah mulai mendekati beberapa Papol yg memiliki kursi di DPRD Kota Palembang.
Pendapat saya tingkat keseriusan HNU utk maju sudah 75-80 %, dan hanya situasi force majeur saja yg bisa menghalangi niatnya.

Yang kedua, tentu saja  Fitrianti Agustinda (FA) Wawako Palembang, tak kalah gencarnya selain menjalankan tugas2 kedinasan, namun tak bisa dipungkiri juga mulai menggerakkan mesin birokrasi dan mesin politik guna bersosialisasi dan konsolidasi, dan itu jelas aroma persiapan untuk melangkah ke tahap kontestasi.
Namun kegagalan Fitri utk mengambil tampuk pimpinan PDIP Kota Palembang, sedikit banyak akan menghadapi "handicap" utk mendapatkan dukungan partai banteng.

Yang ketiga, adalah salah satu tokoh sentral yg memiliki akses kuat utk menggerakkan mesin birokrasi adalah Ratu Dewa (RD) Sekda, kota Palembang yg sarat dgn pengalaman di organisasi kepemudaan boleh disebut sebagai tokoh pergerakan/aktifis.
Meskipun tidak memiliki warna partai, namun kemampuan komunikasi RD cukup handal, bisa saja beliau akan mendapatkan dukungan dari Parpol, dan konon Harnojoyo cukup nyaman didampingi RD selama berjalannya roda pemerintahan kota Palembang.

Yang keempat, saya masukkan Akbar Alvaro, anggota DPRD Kota Palembang kader Partai Gerindra, yg notabene juga adalah politikus dan pengusaha yg pernah berpengalaman menjadi Calon Walikota pada pilkada thn 2018 yll.
Namun Akbar Alvaro patut memperhitungkan kader Gerindra lainnya, yg mungkin saja akan muncul dan berebut dukungan partai.

Yang kelima, saya mencoba memasukkan nama M. Hidayat (Dayat), ketua Partai Golkar kota Palembang. Dengan keberhasilan Dayat memegang tampuk kepemimpinan Partai Golkar, maka patut di prediksi Golkar akan memajukan kadernya utk bertarung dlm pilkada kota Palembang.
Namun Dayat juga perlu berhitung jika ada kader Golkar yg di dropping oleh DPD Provinsi utk maju sebagai calon.

Yang keenam H Umar Halim, politikus PAN yg notabene putra H Halim, tokoh pengusaha konglomerat ternama yg banyak menguasai lahan perkebunan di Sumsel.
Mhn maaf saya kurang menghimpun referensi ttg figur tokoh ini , krn yg saya tahu hanyalah secuil info bahwasanya saat ini beliau masih berkutat dlm kemelut internal PAN yg berkaitan dgn Muswil PAN yll.

Yang ketujuh, H. Sarimuda (SM) tokoh mantan birokrat yg sekarang aktif sebagai Direktur PT. SMS yg mengelola proyek KEK Tanjung Api2.
Beliau juga bukan org baru dlm percatursn politik kota Palembang, dan "nyaris" menduduki jabatan Walikota Palembang tahun 2013 yll. Mengapa saya urutkan beliau pada kandidat nomor 7 karena blm ada tanda2 maupun gerakan politik beliau yg menunjukkan sinyal akan maju kembali.

Yang kedelapan, H. Mularis Djahri (MD) tokoh pengusaha konglomerat yg cukup ternama di kota Palembang,  juga punya pengalaman menjadi calon Walikota Palembang.
Begitupun MD tidak atau belum menunjukkan sinyal untuk maju kembali.

Yang kesembilan, Hj Percya Leanpuri.(PL) anggota DPR RI yg notabene merupakan putri Gubernur Sumsel H Herman Deru (HD), tokoh wanita muda yg punya prestasi politik cukup mumpuni, yakni pernah menjadi senator (DPD RI) dan saat ini pindah kapling menjadi legislator (DPR RI).
Meski belum ada sinyal yg pasti dari PL utk maju, namun kontestasi pilkada OKU Timur bisa saja menggiring niat HD utk melakukan kalkulasi politik di kota Palembang, krn mau tidak mau kota Palembang adalah medan pertempuran paling strategis dlm peta kekuatan politik  pilkada Gubernur thn 2023/2024, apalagi kota Palembang pernah dipimpin oleh kakek PL , yakni bapak H. Husni selama 2 periode.

Yang kesepuluh Hj. Lury Elza Alex (LEA), putri mantan gubernur Alex Noerdin (yg saat ini duduk di DPR RI). Juga pernah memiliki pengalaman untuk maju sebagai balon Walikota/Wakil Walikota (meskipun tidak meneruskan niatnya hingga mendaftar di KPU). Mendorong Lury adalah upaya yg mungkin akan dilakukan agar klan Alex Noerdin tetap eksis dlm pusaran politik di Sumsel, khususnya jika Dodi Reza Alex (DRA) akan maju kembali pada pilgub 2023/2024.

Yang kesebelas, munculnya nama ini cukup menarik dan sedikit kejutan.
Ya terusterang saya agak berspekulasi bahwa akan "comeback"  tokoh perubahan kota Palembang menjadi kota metropolitan dan kota Internasional ditangan tokoh ini,  oleh sebab itu saya cukup berani memasukkan nama H. Eddy Santana Putra (ESP)  anggota DPR RI dan juga mantan Walikota Palembang 2 periode.
Jika UU pilkada dan Peraturan KPU (yg infonya akan diamandemen) tetap memperbolehkan mantan kepala daerah yg sdh menjalani jedah waktu setelah masa jabatannya berakhir untuk mencalonkan diri, maka feeling saya ESP akan mempertimbangkan dgn kalkulasi yg matang.
Memang di beberapa medsos sy melihat ada postingan ttg putra ESP utk dipersiapkan sebagai pengganti beliau menjadi politikus masa depan. Namun sy sangat tidak yakin bahwa itu memang target prioritas ESP utk pilkada thn 2023/2024, bisa saja utk memanfaatkan momen tsb sebagai ajang promosi dan sosialisasi bagi Aji putra ESP, atau sebagai selubung bagi gerakan politik ESP yang sesungguhnya.
Inilah maksud dari analogi yg saya sebutkan di tampuk tulisan, Bidak diumpankan agar raja bisa kembali menduduki singgasana.
Oleh karena itu bagi saya sangat logis jika memang ESP comeback, ini "warning" bagi kandidat lainnya.
Tentu masih hangat diingatan kita bagaimana ESP berhasil terpilih dan duduk di DPR RI. 
Beliau relatif hanya menggunakan cost politik yg sangat effisien*, dan itu disebabkan salah satu faktornya adalah ingatan sekaligus empati masyarakat pemilih atas keberhasilannya saat memimpin kota Palembang.

Itu daftar untuk cluster satu, 
artinya mereka para kandidat yg mungkin akan menjadi prioritas bagi lembaga  survey atau para analis politik utk diulas.

Lantas pada cluster dua, dengan tidak bermaksud mengatakan sebagai cluster underdog, saya coba menginventarisir nama2 berikut yg mayoritas para kader partai :

Kesebelas, Yulian Gunhar (YG), ketua DPC PDIP kota,Palembang yg juga,duduk di DPR RI. YG sangat layak dipertemukan krn dlm kapasitas jabatan pemegang prioritas,PDIP Kota Palembang maka beliau sdh memiliki modal politik yg strategis, dan miliki modal bargaining dgn kandidat2 lainnya.

Keduabelas, saya sebut nama Firman Hadi (FH), politikus dari PKB juga anggota DPRD Kota Palembang.
Saya pikir FH memiliki modal spirit yg kuat bila berniat maju, krn saudara kandungnya adalah Walikota Jambi yg saat ini sdg mencalonkan diri menjadi Calon Gubernur Jambi, dan jika berhasil tentu FH akan mendapatkan dukungsnnpenuh dari Pasha. Namun FH harus mempertimbangkan niatnya, krn bukan tidak mungkin ketua DPC PKB ataupun Ketua DPW PKB juga punya agenda politik dlm pilkada kota Palembang 2023/2024.

Cluster tiga :
Ketiga belas,
Saya membatasi terawangan imajinatif ini di angka tigabelas, yg bagi org2 penganut mistik dianggap angka sial dan selalu dihindari menggunakan angka ini.
Saya masukkan beberapa nama sekaligus yg bisa saja menjadi underdog, antara lain :
Abdullah Taufik, Ruspanda, Tamtama, Handy Pratama, Sutami, Ali Syakban, Sri Wahyuni , Eva Susanti, Amaliah Sobli, Jyalika IPA, Hj. Asmawati (politikus), dan Ahmad Najib, Sinta Raharja, Saidina Ali, Kgs A. Rozak, Wijaya (birokrat, akademisi dan profesional).
Dan, jika nanti saya sendiri cukup punya kegilaan dan kenekatan, maka mungkin boleh ya kalau saya selipkan satu nama, SR 😅😅😅 (intermezo bro !)

Salam takzim
KANAL ASPIRASI
Dewan Presidium

Suparman Romans
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PILKADA KOTA PALEMBANG 2023/2024"BELANDO MASIH JAOH"

Terkini

Topik Populer