terkini

LH Muratara "Kita Tunggu Hasil Lab".

6/24/22, 09:41 WIB Last Updated 2022-06-24T02:41:29Z

 

Kabid Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Rawas Utara, Ummy Jayanti

MURATARA, MA- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) terus bekerja guna memulihkan Air sungai Rawas untuk kembali jerni. 


Hal tersebut disampaikan langsung Kadis DLHP Muratara melalaui Kepala Bidang Lingkungan Hidup, Umi Jayanti saat di temui diruang kerjanya pada Kamis (23/06/22) 



Dirinya mengakui bahwa dalam pementasan permasalahan keruhnya air sungai Rawas tidak bisa dilakukan sebatas kabupaten saja, akan tetapi harus melibatkan beberapa istansi baik dari provinsi maupun kementrian pusat. 



"Kami tidak bisa bekerja sendiri dalam memberantas masalah air sungai Rawas keruh seperti pada saat ini, kami harus bekerjasama dengan pihak LHK dan pihak pihak dari pusat untuk memulihkan kembali air sungai Rawas ", Tuturnya 



Kemudian ia juga mengatakan jika mereka perna meng croscek kadar air sungai yang melibatkan orang orang dari provinsi bidang LHK dan dinas pertanian guna mengetahui apa penyebab air tersebut keruh . 



" Kami sudah meng kroscek kadar air sungai, bahkan turun langsung orang provinsi, bidang LHK dan dinas pertanian, mengapa melibatkan dinas pertanian, takutnya ada dari masyarakat kita yang merendam karet di sungai, kan kita muratara masi identik memakai cuka karet untuk bisa menyatuhkan karet setelah di ambil dari batangnya, cuka karet itukan berbahan mercury takut saja masi ada masyarakat kita yang merendam karet di sungai itukan bahasanya limbah", Ujar Kabid 


 Bahaya Mercury ini tidak langsung mematikan, namun efek jangka panjang yang ditimbulkan yang ditakuti, seperti gatal gatal, kemudian ada juga indikasi stunting pada anak,kasus ini sangat banyak terjadi di daerah Kecamatan Karang Dapo. 




Terkait masalah kendalanya lanjut Kabid, pemkab ini agak susah menuju ke tambang tambang yang diduga sudah melakukan pencemaran tersebut, pertama jalannya tidak ada jika lewat darat, adanya lewat sungai itupun kalau tidak ada kendala lain. 




"Kendala kami dalam bekerja itu banyak macam, terutama sekoci atau tranportasi sungai kita tidak punya, kemudian jika bisa juga pergi kesana itu juga memakai perahu getek warga dan biayanya lumayan, maka dari itu saran dari pusat, kita hanya mengambil spot spot yang kira kira bisa terjangkau oleh kendaraan dan bisa dilalui berjalan kaki, disitu kita ambil sampling", Jelasnya 





Lanjutnya, Jadi permasalahan sungai ini sudah sangat sering di bicarakan , bahkan setiap kali rapat di KLHK,  yang melibatkan Balai wilayah Besar Sungai (BWBS) yang bekerjasama dengan Badan riset inovasi nasional (Brin) yang juga melibatkan Orang jepang internasional confret adensi (JICA). 




"Setiap kali rapat kami sampaikan permasalahan air sungai ini, bahkan sudah beberapa kali kami utarakan kepada BWBS yang bekerjasama dengan Internasional Confret Adenai (JICA) alhamdulillah ada tanggapan baik dari merekan mengenai air sungai Rawas yang ada di Muratara", Beberapa Kabid 



Tambah Kabid, untuk masalah hasil Lab yang sudah di ambil di beberapa waktu lalu itu , sekarang tinggal  nunggu hasil saja. 


"Kami sedang menunggu hasil Lab, untuk hasil Lab dari air itu paling limit waktu nya sekitar satu bulan, kalau hasil Lab tanah, itu bisa memakan waktu sampai tiga bulan, bisa di publikasikan sekitar bulan antara bulan September atau tidak bulan Oktober", Jelasnya 


 


Menurutnya upaya yang dilakukan oleh Pemkab Muratara sudah sekitar 50 persen, sekarang tinggal SDM nya yang perlu di rubah, " Yang kami miris lagi kalau semua pekerja yang ada di pertambangan itu asli orang muratara, sedangkan pemodal nya itu bukan asli orang muratara, jadi pada intinya hasil bumi Muratara dicuri secara terang terangan dengan mengatasnamakan pertambangan Rakyat".Tutup Kabid  


 (AkaZzz)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • LH Muratara "Kita Tunggu Hasil Lab".

Terkini

Topik Populer