Truk Batubara Ilegal Diduga Penyebab Rusaknya Jalan Sekayu–Lubuklinggau
December 07, 2025
MUBA, MA- Aktivitas angkutan batubara bertonase tinggi diduga sebagai penyebab utama kerusakan parah pada Jalan Lintas Sekayu–Lubuklinggau. Setiap hari, truk tronton bermuatan batubara lebih dari 45 ton dari Kabupaten Lahat bebas melintas, tanpa adanya pengawasan ketat.
Kondisi ini membuat masyarakat, khususnya di Kecamatan Sanga Desa, geram dan akhirnya melakukan sweeping bersama sejumlah LSM, ormas, serta awak media, Sabtu malam 7 Desember 2025.
Dalam penelusuran di beberapa rumah makan yang biasa menjadi lokasi istirahat sopir truk, ditemukan puluhan truk tronton bermuatan batubara tanpa dokumen yang jelas. Muatan tersebut diduga ilegal dan melintas di wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Musi Banyuasin.
“Batubara ini diangkut dari Lahat via Tebing Tinggi–Musi Rawas–Musi Banyuasin, tujuannya mau ke Cilegon Pak,” ujar, salah satu sopir yang ditemui di lokasi.
Kondisi jalan di Kecamatan Sanga Desa saat ini mengalami kerusakan cukup parah, dengan lubang-lubang besar yang membahayakan pengendara. Warga menilai angkutan batubara bertonase hampir 50 ton setiap hari mempercepat kerusakan jalan negara tersebut.
“Jalan negara di Kecamatan Sanga Desa ini kondisinya rusak parah, lubang jalan ada dimana-mana. Kalau mobil batubara dengan muatan nyaris 50 ton ini tiap hari lewat, apa tidak bakal tambah hancur jalan ini,” kata Eka Aliwardana, warga yang ikut dalam sweeping.
Sementara itu, Ketua Biro LSM Pemerhati Organisasi Sosial dan Ekonomi Republik Indonesia (POSE RI) Kabupaten Musi Banyuasin, menyatakan pihaknya telah melaporkan via WA temuan ini ke beberapa instansi yang terkait.
“Kami meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum agar segera mengambil tindakan dengan memutarbalikkan kendaraan angkutan batubara bertonase tinggi yang kerap melintas. Kami berharap pihak kepolisian juga memeriksa kelengkapan dokumen muatan batubara yang ada, sebab patut dicurigai batubara tersebut ilegal. Dari hasil penelusuran kami, sopir tidak bisa menunjukkan dokumen resmi terkait muatan yang mereka bawa,” tegasnya.
Awam menambahkan bahwa masyarakat bersama LSM akan terus melakukan sweeping setiap hari untuk memastikan tidak ada lagi angkutan batubara bertonase tinggi melintas tanpa izin dan membuat keresahan baru di wilayah tersebut.
"Aksi sweeping ini merupakan bentuk protes warga terhadap kerusakan infrastruktur serta minimnya pengawasan terhadap angkutan barang bertonase berat yang melintas di jalan negara. Masyarakat berharap pemerintah dan aparat penegak hukum segera mengambil langkah tegas sebelum kondisi jalan semakin buruk dan membahayakan pengguna jalan lain" tutupnya.(Red)