terkini

Proyek Pengendalian Banjir Lawe Bulan dua Kali Ambruk P-PKN Minta Pengawasan Lebih Ketat

12/16/18, 18:25 WIB Last Updated 2018-12-16T11:58:23Z
Papan informasi proyek

Aceh Tenggara, Media Advokasi -, Paket Pekerjaan, Pengendalian Banjir Sungai Lawe Bulan Desa Titi Panjang Kabupaten Aceh Tenggara (DOK) senilai Rp 1.195.655.000,- Tahun Anggaran 2018, pelaksana CV.DATUK RAJA DEWA , sebagai pengawas CV. SARI KEUMALA CONSULTANT, mulai kerja 5 September 2018, selesai 120 hari kalender, Sumber Dana OTSUS Aceh, Diduga akibat kurang ketatnya pengawasan, sehingga pekerjaan diduga asal jadi mengakibatkan dua kali ambruk.


Junaidi ketua tim P-PKN aceh tenggara saat investigasi

Hal tersebut sesuai dengan penyampaian Junaidi Ketua Tim Perkumpulan Pemantau Keuangan Negara Aceh Tenggara, pada Media Advokasi Minggu (16/12) di Kantor Sekretariat P-PKN Desa Pulonas Baru, mengatakan dari hasil pantauan P-PKN, Paket Pekerjaan Pengendalian Banjir Sungai Lawe Bulan yang ada di Desa Titi Panjang sudah dua kali ambruk, ambruk  pertama lebih kurang tiga minggu yang lalu,  dan volume amruk sekitar 30 Meter, dan ambruk kedua tgl (14/12), diperkirakan volume yang ambruk sekitar 40 Meter.

Proyek titi panjang ambruk pertama

Junaidi menuturkan ambruknya pekerjaan tersebut, diduga akibat lemahnya pengawasan dari pihak Konsultan Pengawas, sehingga rekanan dalam proses pekerjaan tidak mengacu pada kualitas seperti yang tercantum didalam surat perjanjian kerja atau kontrak, hanya mengejar kuantitas, yang penting pekerjaan cepat selesai, tidak menghiraukan  mutu pekerjaan dengan maksimal.

Proyek titi panjang ambruk ke dua tanggal 14 desember 2018

Selain itu akibat kurangnya kualitas adukan matrial pasir dengan semen, dan pemasangan antara batu dengan batu, spasi semen campuran pasir begitu tipis, apalagi batu yang dipasang adalah batu sungai dengan permukaan licin sehingga daya ikat semen tidak maksimal, sisi sebelah sungai di plester, sedangkan bagian luar tidak diplester, bagian luar ditimbun dengan matrial timbunan kerikil campur batuan, akibat kurangnya mutu atau kualitas adukan semen dan pasir, dengan adanya tekanan material dari luar kearah sungai, ditambah lagi curah hujan yang cukup tinggi, sehingga menjadikan tembok penahan banjir tersebut mudah ambruk.

Seandainya, kualitas tembok cukub berkualitas dan maksimal maka mustahil bisa roboh, andai pun roboh, hal tersebut terjadi dari pondasi, karena pondasi dengan tembok saling menahan yang dihubungkan oleh besi, atau konek, sementara yang roboh dua kali tersebut keduanya diatas pondasi, inipun dapat menjadi kajian pihak konsultan pengawas. apakah ini akibat bencana atau akibat, kualitas pekerjaan tidak maksimal, ungkap junaidi. (IZ)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Proyek Pengendalian Banjir Lawe Bulan dua Kali Ambruk P-PKN Minta Pengawasan Lebih Ketat

Terkini

Topik Populer