terkini

Kesehatan Anak di Desa Terpencil

Pujo
10/11/22, 10:43 WIB Last Updated 2022-10-11T03:44:08Z
Pidie Jaya-Mediaadvokasi.id
Empat puluh persen anak-anak desa terpencil di Pidie Jaya, Aceh, bermasalah pada kesehatan telinga, hal itu dikarenakan kurangnya perhatian para orang tua (ibu) pada kondisi telinga anak-anak mereka, juga disebabkan kurangnya edukasi pihak kesehatan (puskesmas) dalam memberi pemahaman tentang pentingnya memperhatikan kebersihan telinga anak di desa terpencil. Hal itu diutarakan dokter spesialis kesehatan telinga dalam kunjungan Pengobatan Bergerak, di Desa Sarah mane, Minggu 08/10/2022.
Puluhan anak-anak di desa terpencil, Sarah Mane dan Lhok Sandeng, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, berkumpul di Komplek SMP Negeri 2 Meurah Dua, guna mengikuti pengobatan gratis yang digelar oleh Dinas Kesehatan Aceh, khusus desa terpencil, desa perbatasan dan desa di kepulauan.

Khusus untuk Pidie Jaya, tim dokter spesialis yang dipimpin oleh DR. dr. M. Diah, Sp.PD, KKV, PCIC, selain menghadirkan para dokter ahli, juga membawa perlengkapan lengkap untuk pemeriksaan kesehatan, termasuk alat deteksi denyut jantung.

Sementara, dr. Lily, Sp.T.H.T, B.C.L, mengatakan, dari 66 anak yang diperiksa telinganya, terdapat 40 persen kotor lubang telinganya.
Hal itu dikarenakan kurangnya pengertian orang tua terhadap kebersihan anak.
"Dari 66 anak yang sempat kita periksa dan obati di desa terpencil ini, mencapai 40 persen anak yang bermasalah kotor telinganya," ujar Lily.

"Padahal, kotornya lubang telinga akan mengakibatkan pada pendengaran anak. Tentu saja sangat terganggu pada proses belajar," lanjut Lily.

Ketika ditanya penyebabnya, Dokter Lily menjawab.
"Kurangnya Edukasi puskesmas kepada masyarakat, dalam memberi pemahaman tentang pentingnya kebersihan telinga anak," ujar Lily.

Sementara, dokter ahli penyakit dalam, Dr. dr. M. Diah, Sp. PD, KKV, PCIC, juga mengemukakan, bahwa pasien yang terkena penyakit jantung di desa Seunong dan Sarah Mane, juga mencapai 40 persen mendekati kronis dari semua pasien 88 orang.

"Dari 88 pasien yang kita periksa terdapat 38 pasien hampir kronis. Penyebab utamanya adalah "merokok" dan "hipertensi," ujar M.Diah yang juga Ketua POPDI cabang Aceh. 

Sementara Kepal Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Eddi Azwar mengakui kurangnya edukasi pihak Puskesmas ke desa terpencil karena dua tahun terkendala Pandemi Covid-19.

"Namun ke depan akan kita sarankan agar puskesmas selalu rutin dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama di desa terpencil," ucap Edi.

Acara yang digelar di Ruang Kelas SMP Negeri 2 Sarah Mane, dihadiri puluhan dokter dan dokter ahli. Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Kepala Puskesmas Meurah Dua, Para Tenaga kesehatan dan Petugas Kesehatan Desa.( IS )
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kesehatan Anak di Desa Terpencil

Terkini

Topik Populer