terkini

Rehabilitasi 1,195 M SMPN 2 Babat Toman Asal Jadi, Pengawas Minta Bongkar Dan Perbaiki

Ahmad Jahri
9/04/23, 11:39 WIB Last Updated 2023-09-04T09:57:56Z

MUBA, MA- Proyek rehabilitasi ruang kelas senilai 1,195 miliar rupiah di SMPN 2 Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin Sumatra Selatan terkesan asal jadi sehingga menghadapi masalah serius. 

Pengawas proyek meminta pekerjaan harus dibongkar, pasalnya berdasarkan temuan hasilnya tidak memuaskan. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Musi Banyuasin Drs Iskandar Syahrianto MH melalui Pengawas kegiatan Dian Hepy Oktasari ST mengatakan, tujuan rehabilitasi tersebut guna meningkatkan infrastruktur dan kualitas fasilitas pendidikan di SMPN 2 Babat Toman, dirinya sudah turun kelapangan dan segera meminta rekanan untuk segera melakukan perbaikan. 

"Kita kemarin sudah turun kelapangan dan terimakasih atas masukannya kita akan segera meminta di bongkar dan dilakukan perbaikan," ujar Dian singkat di dampingi Sekretaris Dikbud Muba Sukarni SAg MSi di ruang kerjanya, Senin (04/09/23). 

Berdasarkan data yang telah di himpun selain Pemasangan Plafon amburadul juga tulang kerangka yang terkesan tidak sesuai spesifikasi.

Kegiatan rehabilitasi tersebut dikerjakan oleh CV Alifa Rizkia Jaya menggunakan APBD Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2023 dan menelan dana hingga 1.195.000.000 dengan waktu pelaksanaan 120 hari kalender.

Dikutip dari laman Cameramuba.com dampak dari minimnya pengawasan di lapangan sehingga proyek diduga dilaksanakan dengan cara terburu-buru demi mencapai target waktu yang ditetapkan, agar memperoleh keuntungan yang besar.

Alhasil, kualitas bangunan yang dikerjakan pun terlihat amburadul dan terkesan asal jadi. Beberapa bagian bangunan yang baru dikerjakan, seperti coran balok ring, tampak keropos serta tidak memenuhi standar layak guna.

Selain itu bagian kuda-kuda rangka atap terlihat tidak kokoh, dan disinyalir tidak sesuai dengan rancang gambar pada RAB yang ada.

‘As’ warga Desa Beruge, salah satu Anggota Komite Sekolah mengaku kecewa dengan hasil pengerjaan yang dilakukan oleh pemborong.

“Sebagai masyarakat dan warga sekolah tentu sangat kecewa karena rehabilitasi bangunan yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama ini malah tidak dikerjakan dengan benar. Saya khawatir justru setelah rehab ini, usia bangunan akan lebih pendek. Dan lebih membahayakan anak-anak kami saat belajar nanti,” ujarnya.

Ia pun meminta pihak terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin agar lebih ekstra melakukan pengawasan terhadap bangunan yang menggunakan dana APBD.

“Harapan kami pihak terkait bisa lebih ketat dalam melakukan pengawasan, sering-sering turun ke lapangan jangan hanya nyaman duduk di ruang ber-AC. Supaya kualitas bangunan sesuai dengan yang diharapkan, dan para pelaksana proyek tidak melakukan kecurangan,” tukasnya.

Senada, ‘IR’ warga Desa Beruge lainnya, yang merupakan wali siswa SMP Negeri 2 Babat Toman berharap pihak terkait dan aparat penegak hukum bisa melakukan audit terhadap rehabilitasi gedung kelas di sekolah tempat anaknya belajar tersebut.

“Saya minta agar pelaksana ditindak tegas, kalau bisa di blacklist, jika memang ada kecurangan dan perbuatan mencari keuntungan dengan tidak memperhatikan kualitas serta standar bangunan,” tegasnya. (TIM)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Rehabilitasi 1,195 M SMPN 2 Babat Toman Asal Jadi, Pengawas Minta Bongkar Dan Perbaiki

Terkini

Topik Populer