Aceh Tamiang–mediaadvokasi.id
Para pengiat pelestari adat dan seni budaya Aceh Tamiang menerima penghargaan dari Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Tamiang usai melaksanakan upacara peringatan hari jadi Kabupaten Aceh Tamiang ke 22.
Penyerahan penghargaan itu diberikan oleh PJ Bupati Aceh Tamiang Drs. Asra usai melaksanakan upacara peringatan hari jadi Kabupaten Aceh Tamiang ke 22 berlangsung di halaman Tribun Kantor Bupati Kabupaten setempat, Kamis, (18/4/2024) pagi.
Adat dan seni budaya menjadi inspirasi untuk seluruh masyarakat Aceh Tamiang untuk dapat ikut andil dalam merawat dan melestarikannya untuk memajukan kebudayaan.
Kepedulian untuk mencintai kebudayaan sangat dibutuhkan, sehingga nilai-nilai adat dan seni budaya tersebut dapat terus hidup dan mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Hal tersebut telah ditunjukkan oleh para penerima penghargaan yakni Muntasir WD MM selaku tokoh adat budaya penerima anugerah dari wali nanggroe pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke -8 tahun 2023.
Kemudian, Syafaruddin S.Pd.i MM dan Armayudi SE.I (Wak Ngah dan Wak Alang) yang telah melestarikan budaya Tamiang melalui berbalas pantun dan Arsyad (Long Resyad) yang telah melestarikan budaya Tamiang melalui Pencak Silat Pelintau.
Disela-sela kegiatan tersebut, PJ Bupati Aceh Tamiang Drs. Asra berharap, melalui momentum Hari Jadi Kabupaten Aceh Tamiang ke 22 ini, kiranya bisa menambah motivasi praktisi kesenian dan budaya tradisional Tamiang untuk dapat terus merawat dan menjaganya.
Ia menambahkan, kesenian tradisional Tamiang memberi dampak positif bagi kita. Maka, mari terus kita rawat bersama (kesenian dan budaya) yang telah diwariskan oleh para terdahulu,” ujarnya.
Semoga prestasi yang diraih dapat menjadi penyemangat bagi seniman/seniwati untuk berkarya dan berkreativitas dalam melestarikan seni budaya dan kearifan lokal daerah Bumi Muda Sedia pada umum nya.
Terima Kasih Kepada pelaku dan pegiat atas peran serta nya dalam melestarikan seni budaya sehingga dapat diturunkan pada generasi penerus agar budaya dan kearifan lokal tidak punah dimakan kemajuan zaman dan teknologi," harap Asra mengakhiri.(Eri Efandi).
