HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Mualem Bangun Pabrik Rokok di Aceh Utara, Targetkan Serap Tenaga Kerja Lokal



Banda Aceh, MA– Sebuah pabrik rokok tengah dalam tahap pembangunan di Desa Baya Gaboh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Pembangunan ini merupakan gagasan murni dari tokoh Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem. Tanah yang digunakan untuk proyek ini juga merupakan milik pribadi Mualem, sebagai bentuk komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.


Selain didukung oleh dana APBD, Mualem juga aktif menjajaki kerja sama dengan para investor untuk mendukung pendanaan dan pengembangan pabrik ini.


Ketua Forum Bersama Aceh Mesaboh (AMSA), Tgk. M. Jaffar Daud, menyampaikan bahwa dirinya bertanggung jawab penuh atas segala hal yang berkaitan dengan pembangunan pabrik rokok tersebut. Ia mengungkapkan bahwa beberapa donatur dan calon investor telah mengunjungi Aceh untuk melihat langsung kualitas tembakau dan cengkeh yang menjadi bahan baku utama industri ini.


“Cengkeh dari Aceh sudah memenuhi spesifikasi kualitas terbaik. Sementara itu, untuk tembakau, bukan kualitasnya yang jadi kendala, tapi harganya yang masih relatif tinggi,” ujar Tgk. Jaffar.


Untuk mengatasi hal tersebut, para investor berencana mendistribusikan bibit unggul kepada masyarakat Aceh agar bisa ditanam secara massal. Pemerintah bersama investor akan memberikan kuota lahan untuk setiap kabupaten yang bersedia bergabung dalam program ini.


“Target kami adalah bisa melibatkan ribuan petani untuk menggarap tanaman tembakau. Harga jual akan kami atur agar petani bisa meraih keuntungan hingga Rp70 juta per hektar,” lanjutnya.


Dalam waktu dekat, Tgk Jaffar juga akan mengirimkan beberapa orang untuk mengikuti pelatihan pertanian tembakau di Surabaya. Mereka akan dilatih menjadi tim ahli agar mampu mendampingi petani lokal di Aceh, mengingat perbedaan masa tanam yang signifikan antara daerah lain dan Aceh—di mana masa tanam di Aceh bisa mencapai hingga satu tahun.


Tgk. Jaffar juga menegaskan pentingnya memperhatikan faktor cuaca dalam menentukan kualitas tembakau. Menurutnya, proses penjemuran akan lebih cepat dan efisien jika didukung cuaca yang baik.


Tak hanya fokus pada sektor rokok, Tgk. Jaffar juga menaruh perhatian serius terhadap isu pengelolaan pabrik semen di Aceh. Ia berharap pabrik tersebut dapat kembali dikelola oleh masyarakat Aceh sendiri.


“Kita harus perjuangkan agar nama dan kepemilikan pabrik semen kembali menjadi milik Aceh. Jangan sampai terjadi seperti pepatah ‘Kambing punya susu, lembu punya nama’,” pungkasnya.

Close Ads