Sekretaris MPD Aceh Singkil Bantah Gelapkan Dana Konsumsi Rp 17 Juta
Aceh Singkil –MA: Sekretaris Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Singkil, Masitah membantah tudingan dirinya menggelapkan dana makan minum atau dana konsumsi senilai Rp 17 juta tahun anggaran 2024.
"Itu tidak benar, saya tidak pernah melakukan penggelapan dana makan minum. Uang itu murni digunakan untuk konsumsi panitia kegiatan penyaluran bantuan biaya pendidikan atau beasiswa Majelis Pendidikan Kabupaten (MPK) Aceh Singkil,”ujar Hj Masitah Sekretaris MPD Aceh Singkil, Selasa (6/5).
Uang senilai Rp 17 Juta itu pun, kata Masitah, penyalurannya digunakan selama empat bulan selama tahapan penyaluran bantuan.
Mulai dari konsumsi saat rapat pembentukan panitia yang dilakukan dua sampai tiga kali, rapat dengan admin online, pengumuman pendaftaran selama tujuh hari.
Kemudian pendaftaran online selama 14 hari dengan tiga orang petugas, selama tujuh hari merekap pendaftar online, 14 hari pengumuman pengantar berkas.
“Jadi selama 14 hari kita ada panitia penerima berkas, kita rapat lagi jadi itu pakai dana ini untuk beli minum, kue dan makan,”terangnya.
Panitia lalu memverifikasi 900 berkas yang masuk selama 14 hari, visitasi ke universitas selama dua pekan setelah itu rapat untuk menentukan kelayakan penerima bantuan.
“Artinya uang Rp17 juta digunakan untuk konsumsi panitia selama empat bulan, bukan setiap harinya makan minum tapi pas ada kegiatan saja,” ungkapnya.
Disinggung perihal kwitansi fiktif, Masitah menyebut jika katering penyedia makan dan minum memiliki ijin dan NPWP.
“Kateringnya punya ijin dan NPWP, jadi tidak mungkin kalau laporan keuangan itu fiktif karena tidak akan masuk di SIPD,” ujarnya
Lanjutnya, panitia kegiatan melibatkan dari lembaga MPK dan Sekretariat MPD. “Selama kegiatan nggak pernah ada riak-riak protes dari panitia,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, baru-baru ini Masitah diberitakan disejumlah media online diduga menilap uang konsumsi pada kegiatan penyaluran bantuan biaya pendidikan atau beasiswa MPK Aceh Singkil senilai Rp17 dengan membuat laporan fiktif.
Dan berita itupun telah mencuat dan menjadi pembincangan hangat dilingkungan masyarakat Aceh Singkil.