Presiden juga menyampaikan hadirnya LRT bisa memberikan pilihan alternatif transportasi bagi masyarakat Palembang.
"Dan yang paling penting membangun suatu peradaban baru, budaya baru, baik budaya menggunakan transportasi massal yang aman dan nyaman, budaya tepat waktu, budaya antre yang ini akan terbangun setelah kereta ringan LRT Palembang berjalan," ungkapnya.
Presiden Jokowi juga berharap agar kereta ringan LRT Palembang bisa dijadikan contoh untuk kota-kota besar lainnya di Indonesia.
"Saya ingin agar kereta ringan LRT Palembang bisa dijadikan contoh kota besar di Indonesia yang saya kira mulai padat dan macet dan membutuhkan transportasi massal. Dan ini akan lebih efisien dibanding dengan mobil pribadi," ucapnya.
LRT Palembang memiliki konstruksi sepanjang 22,3 km, di sepanjang jalur terdapat 13 stasiun untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Pada kesempatan ini, Presiden menjajal LRT dari Stasiun Bumi Sriwijaya sekitar pukul 14.24 WIB dan tiba di Stasiun Jakabaring Sport City pada pukul 14.40 WIB. Presiden mengaku dirinya sangat senang dengan LRT ini. Ia menuturkan bahwa seluruh konstruksi, hampir 95 persen, dikerjakan dengan bahan lokal.
"Local contain-nya 95 persen. Keretanya kurang lebih 40 persen jika dikerjakan oleh INKA untuk gerbong dan gerbong 100 persen. Hanya mesin yang berasal dari Bombardier, Jerman," ucap Presiden.
Walaupun hampir seluruh konstruksinya menggunakan produk lokal, Presiden merasa LRT ini lebih baik dari yang ada di negara maju di Eropa. Hal ini pun menurut Presiden membuktikan bahwa karya anak bangsa tidak kalah dengan bangsa lain.
"Ya ini sudah jalan. Ini sudah membuktikan bahwa kereta ringan LRT ini memang, saya kira lebih dari 90 persen memang dibuat putra-putra terbaik Indonesia, baik konstruksi dan kereta," kata dia.
"Tetapi belajar dari negara lain butuh waktu 10 sampai 15 tahun. Jangan dipikir gampang. Oleh sebab itu awal-awal saya perintahkan kepada Bapak Menteri Perhubungan agar mulai dihitung, kalau perlu menggunakan subsidi terlebih dahulu. Kalau sudah jadi sebuah budaya, subsidinya ditarik. Bukan hanya di Palembang saja, tapi nanti di kota lain," ungkapnya. (red. nt)