Aceh Singkil Genap Setahun Sandang Status KLB Malaria
Foto: Ilusi gigitan nyamuk
Aceh Singkil, Media Advokasi.id-Kabupaten Aceh Singkil hingga kini masih sandang status kejadian luar biasa (KLB) malaria. Status tersebut belum dicabut sejak ditetapkan 16 Mei 2024 lalu
Jika dihitung, maka sudah sekitar 12 bulan atau setahun kabupaten di batas Samudera Hindia itu menyandang status KLB malaria.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Singkil, ada dua kecamatan yang berstatus KLB malaria. Masing-masing Kecamatan Pulau Banyak Barat dan Kecamatan Pulau Banyak.
Sedangkan sembilan kecamatan lain di Kabupaten Aceh Singkil, aman dari kasus malaria.
"Benar Aceh Singkil hingga kini masih status KLB malaria dan besok Jumat 16 Mei 2025 ulang tahun status KLB ,” ujar Plt Dinas Kesehatan Aceh Singkil Mursal, Kamis (15/5).
Menurut Mursal, dari data Dinkes Aceh Singkil menunjukkan terdapat 134 kasus sepanjang tahun 2024. Sedangkan tahun 2025 hingga April ada 32 kasus.
Menurutnya, pada tahun 2017 lalu, kedua kecamatan di Kepulauan Banyak itu sudah eliminasi malaria. Lantaran sudah dinyatakan bebas malaria, maka bila ditemukan kasus malaria baru penduduk setempat maka kemudian ditetapkan KLB.
Diperlukan upaya yang komprehensif yang melibatkan deteksi dini kasus, pengobatan tepat waktu, pengendalian vektor, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Untuk itu Dinkes kedepan berencana akan melakukan rapid test malaria terhadap minimal 80 persen populasi penduduk di dua kecamatan tersebut.
Ia mengingatkan untuk menunjukkan derajat kesehatan masyarakat ada empat faktor yakni lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan.
“Sudah lingkungannya banyak kolam kecil sarang perkembangbiakan nyamuk, perilakunya malas membersihkan, kadang genetiknya memiliki faktor keturunan,” jelasnya.
Untuk itu ia mengajak warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sehingga lingkungan menjadi bersih dan terbebas dari status KLB.
Sementara itu kata Mursal, selain KLB malaria pihaknya juga sedang fokus menangani kasus demam berdarah deungue (DBD) yang terjadi di Aceh Singkil saat ini.
Ia mengungkapkan saat ini ada tiga kecamatan yang paling banyak terdampak, yaitu Simpang Kanan, Gunung Meriah, dan Singkil. Total tercatat 32 kasus selama empat bulan pertama tahun 2025.
"Ada 32 orang yang telah terkena DBD dan pihaknya sudah melakukan fogging di sekitar lokasi yang terdeteksi sarang nyamuk DBD,” katanya.
Namun ia menegaskan bahwa fogging bukanlah solusi utama. Tetapi yang paling penting adalah menjaga kebersihan lingkungan,"pungkasnya.