SKANDAL PROYEK PL PALEMBANG : Kontraktor 'Sulap' Beton 15 CM Jadi 5 CM! DPD LGI Sebut Negara Dirampok Rp 132 Juta Per Paket
PALEMBANG, MA – Korupsi proyek infrastruktur di Kota Palembang diduga mencapai level yang memprihatinkan. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LSM Laskar Garuda Indonesia (LGI) Kota Palembang membongkar skandal pencurian volume yang terstruktur, rapi, dan terang-terangan pada proyek Pemeliharaan Jalan di bawah kendali Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang.
Proyek yang disoroti adalah Pemeliharaan Jalan Pusri Borang dan Sekitarnya, Kal. Sako Kec. Sako, yang dimenangkan oleh CV SEMASA BERSAMA dengan nilai kontrak fantastis, Rp 198.270.333,41.
Robby Andriansyah, Ketua Umum DPD LGI Palembang, menyatakan temuan ini merupakan tamparan keras bagi pengawasan internal PUPR.
"Berdasarkan dokumen teknis, jalan ini menggunakan beton mutu tinggi Ready Mix K-300 dan seharusnya memiliki ketebalan minimal 15 cm untuk perkerasan jalan lingkungan. Namun, tim kami menemukan fakta lapangan yang sangat memalukan, Beton yang dicor hanya setebal 5 sentimeter!," seru Robby.
Robby menjelaskan bahwa kontraktor diduga sengaja memasang papan cetakan (mal) setinggi 15 cm sebagai kamuflase agar terlihat sesuai spesifikasi. Namun, pengukuran aktual menunjukkan kebohongan tersebut.
"Ini bukan lagi kelalaian, tapi perampokan uang rakyat! Secara perhitungan teknis, pengurangan dari 15 cm ke 5 cm berarti 66,6 persen volume pekerjaan adalah fiktif! Dari total anggaran hampir Rp 200 Juta, diperkirakan lebih dari Rp 132 Juta per paketnya telah disunat dan masuk kantong pribadi. Jalan ini dipastikan hancur dalam hitungan bulan, dan negara harus membayar lagi untuk perbaikan," tegasnya berapi-api.
Ketua DPD LGI Palembang, menambahkan bahwa kasus ini bukan insiden tunggal, melainkan bagian dari pola korupsi yang terstruktur dan masif.
"Kami menemukan CV SEMASA BERSAMA ini memborong puluhan paket Pengadaan Langsung (PL) lain di Palembang dan OKU Timur. Semua paket nilainya nyaris sentuh batas maksimal PL, yaitu Rp 200 Juta," katanya.
Ia menuding, strategi ini digunakan untuk menghindari Tender Terbuka dan memastikan proyek langsung "diamankan." Data menunjukkan penawaran CV ini hanya turun 0,56% dari HPS, menguatkan dugaan bahwa harga sudah dikunci di meja dinas.
Mewakili keresahan masyarakat, LGI menuntut pertanggungjawaban penuh.
"Kami memberi ultimatum keras kepada Kepala Dinas PUPR Kota Palembang. Lakukan Uji Core Drill secepatnya, proses PPK, PPTK, dan pengawas yang terlibat. Segera usulkan Blacklist permanen CV SEMASA BERSAMA! Jika dalam 7 hari kerja tidak ada respons dan tindakan hukum yang jelas, kami, atas nama masyarakat, akan langsung melayangkan laporan resmi dugaan Tindak Pidana Korupsi ini ke Kejaksaan Negeri Palembang dan Polrestabes Palembang," ancam Robby. (Red)

