HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Gelombang Solidaritas Menembus Lumpur Banjir: Pante Rambong Tak Dibiarkan Berjuang Sendiri

Aceh Timur, Jum’at 12 Desember 2025 — Ketika banjir besar merenggut kenyamanan hidup ribuan warga Gampong Pante Rambong, Kecamatan Pante Bidari, bukan hanya rumah dan harta benda yang hanyut terbawa air. Harapan pun sempat ikut tenggelam di tengah gelapnya malam darurat, dinginnya tenda pengungsian, serta kerasnya penyakit yang mulai menyerang anak-anak dan orang tua.

Namun justru pada saat-saat paling sulit itulah, Aceh Timur memperlihatkan wajah terbaiknya: wajah solidaritas yang menembus batas wilayah, profesi, bahkan perbedaan kehidupan.

Di tengah hamparan lumpur yang masih menutup halaman rumah warga dan jalan yang retak tergerus banjir, arus bantuan tak henti-henti memasuki dapur umum Pante Rambong. Satu per satu kendaraan berhenti, menurunkan logistik, dan membawa secercah harapan bagi ratusan pengungsi yang masih bertahan dalam kondisi serba kekurangan.

Di antara para dermawan yang datang, nama Haji Sulaiman alias Haji Tole kembali menjadi pusat perhatian. Tokoh masyarakat Aceh Timur ini sejak hari pertama banjir tak pernah berhenti turun ke lapangan. Hari ini ia hadir lagi dengan membawa beras, indomie, telur, minyak goreng, hingga air mineral semua kebutuhan pokok untuk dapur umum yang menjadi tumpuan hidup warga.

"Musibah seperti ini tak menunggu, maka kita pun tak boleh menunda, ujar Haji Tole sambil memikul sendiri bantuan dari mobilnya. Kehadirannya bukan hanya membawa sembako, tetapi juga energi emosional bagi warga yang mulai kelelahan menghadapi hari-hari berat ini.

Setelah itu, giliran Baznas Aceh Timur tampil memperkuat stok dapur umum yang semakin menipis seiring bertambahnya jumlah pengungsi. Logistik tambahan mereka memastikan dapur umum tetap menyala setiap hari.

Sementara dari jalur industri, PKS Bugak Palma Sejahtera mengirimkan bantuan air bersih menggunakan mobil tangki. Air bersih menjadi kebutuhan paling darurat setelah jaringan air rusak total akibat banjir, "Tanpa air bersih, warga akan semakin rentan. Ini tanggung jawab moral bagi kami, ujar Humas PKS, Syahrial.

Dari arah yang tak terduga, solidaritas juga datang dari masyarakat pesisir. Para nelayan Idi Cut mengumpulkan bantuan secara swadaya dan menyalurkannya melalui Panglima Laot Idi Cut. Momen kedatangannya menjadi haru ketika para relawan sejenak menghentikan aktivitas untuk menyambut para nelayan sebuah simbol persaudaraan Aceh dari laut hingga daratan.

Tidak berhenti sampai di situ. Anak-anak muda dari Pramuka Aceh Timur turut mengirim bantuan sekaligus bergabung sebagai relawan.

"Kami membawa tenaga dan semangat untuk saudara-saudara kami, ujar Khairul, ketua rombongan. Kehadiran mereka membuat relawan dapur umum merasa kembali bertenaga setelah berhari-hari bekerja tanpa henti.

Ridwan, koordinator dapur umum Pante Rambong, menyampaikan rasa syukur mereka. "Kami lelah, tapi ketika melihat banyak pihak datang membantu, kami merasa kuat kembali. Kami tidak sendirian. Ujarnya. 

Sementara itu, Camat Pante Bidari Darkasyi, SE, memberikan apresiasi tinggi terhadap seluruh pihak yang turun tangan.

"Atas nama pemerintah kecamatan, saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya. Bantuan ini bukan hanya meringankan beban, tapi juga menguatkan mental masyarakat yang sedang diuji, ujarnya.

Meski rumah masih rusak, lumpur masih menutup halaman, penyakit mulai menyebar, dan pengungsian masih jauh dari kata layak, namun hari ini masyarakat Pante Rambong merasakan satu hal yang tak kalah penting dari logistik: harapan.

Harapan bahwa mereka tidak dibiarkan berjuang sendiri. Harapan bahwa Aceh Timur tetap satu tubuh, di mana luka satu desa adalah luka semua. Dari Haji Tole, Baznas, PKS Bugak Palma Sejahtera, nelayan Idi Cut, hingga Pramuka Aceh Timur semuanya bergerak dalam satu suara: kemanusiaan.

Semoga arus kepedulian ini mempercepat langkah pemulihan dan menguatkan warga Pante Rambong untuk bangkit dari musibah yang menguji ketabahan mereka.


Reporter: ZAS