*Ratusan UMKM Berebut Cuan di Ajang MTQ ACEH XXXVII Pidie Jaya*
Memasuki hari ketiga, pelaksanaan MTQ Aceh XXXVII 2025 di Pidie Jaya, jumlah pengunjung semakin ramai, terutama di Stand-Stand UMKM yang berlokasi di depan Kantor PUPR Pidie Jaya, Senin, 03/11/2025.
Terlihat para ibu-ibu mengerumuni stan Penjual kaos berlogo MTQ XXXII Aceh dan penjual hiasan. Bukan hanya itu, penjual kulinerpun diserbu pembeli. Setelah mereka lelah, tentu saja istirahat di tempat penjual minuman dan kopi.
Kadis Perdagangan Pidie Jaya, dalam rilisnya mengatakan, jumlah stand UMKM di pergelaran MTQ ACEH XXVII, terbagi dalam beberapa lokasi, di Taman Kota Pidie Jaya, depan kantor PUPR, dan beberapa lokasi lain, dengan total 164 stand, terbagi dalam beberapa stand, seperti: Wahana Permainan anak-anak 12 stand, PKL 51 stand, Bazar, 73 stand, asongan 15 stand dan mobil kopi 16.
Dari jumlah tersebut, Dinas yang bersangkutan belum memberikan keterangan tentang persentase pedagang UMKM dari Pidie Jaya dan luar daerah.
Untuk mengetahui info tersebut, juru bicara Media Center MTQ, Saiful, juga tidak menjawab pertanyaan wartawan, yang mengklarifikasi persentase pedagang.
Namun salah seorang warga meramalkan, kalau saya tidak salah, pedagang Pidie Jaya yang berjualan di stand UMKM mencapai 70 persen. Sisanya pedagang luar.
Dari jumlah tersebut, 70 persen pedagang dan bahan bakunya berasal dari Pidie Jaya, sementara 30 persen merupakan pedagang luar yang bahan bakunya juga dari luar, seperti dari Medan Sumatera Utara, Sigli, Aceh Utara dan Lhok Seumawe.
Dengan demikian, 30 persen uang yang berputar di lokasi UMKM akan dibawa pulang ke luar daerah. Sementara 70 persen di Pidie Jaya.
Jika sehabis MTQ ACEH XXVII PIDIE JAYA, putaran ekonomi khusus di UMKM mencapai satu miliar (Rp.1 000 000 000), maka tiga ratus juta (Rp 300 000 000) uang Pidie Jaya dibawa keluar.
Menurut IS, salah satu warga Pidie Jaya yang diwawancarai media ini mengatakan, Ketika kuliner favorit menguasai luar daerah, jadi momentum bagi pedagang Pidie Jaya untuk lebih bijak dalam membaca selera warga, sehingga dagangannya bisa mendapatkan cuan banyak.
“Contoh sederhana, Ketika kuliner Martabak Duren yang dijual oleh pedagang dari luar Pidie Jaya, masyarakat begitu antusias berbelanja. Mungkin karena rasa atau terpengaruh oleh aroma duren. Tapi tanpa kita sadari, duren ada di tempat kita, tapi kita tidak memproduksi bahan kuliner yang menarik dan menggugah pengunjung,” ujar IS.
Lebih lanjut IS mengutarakan, bahwa dimana-mana, di kaki lima warung kopi, di Pidie Jaya, ada martabak, tapi hanya martabak telur.
Dengan hadirnya pedagang luar, menjadi barometer bagi kita di Pidie Jaya untuk mencoba menu kuliner baru. Momen MTQ ini jadi motivasi bagi pedagang, terutama dalam menciptakan menu kuliner untuk cuan pedagang pula.
Sebab secara umum, kuliner yang dikenal di Pidie Jaya, Adee dan Rujak Salak Pliek. Kalau dua jenis kuliner ini memang sudah jadi isu Nasional bersama cemilan socolatte. Tapi yang lain belum, pungkas IS.
