terkini

Komisi X DPR RI Minta Kaji Ulang Sanksi Terhadap Persib

10/06/18, 12:58 WIB Last Updated 2018-10-06T05:59:38Z
Bobotoh Persib
Bandung, Media Advokasi – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dianggap tidak adil dan tidak profesional dalam memberikan sanksi terhadap Persib Bandung atas insiden tewasnya suporter Persija di Stadion GBLA pada Minggu 23 September lalu. Padahal harus diakui, PSSI selama ini tidak melakukan pembinaan terhadap suporter sepakbola.

“Kalau pendapat saya, insiden ini kan melibatkan suporter. Dan harus diakui PSSI selama ini belum membuat sebuah sistem pembinaan suporter. Artinya, tidak boleh kesalahan suporter itu kemudian ditimpakan ke club,” tandas anggota Komisi X DPR RI Dadang Rusdiana kepada Media, Sabtu (6/10/18).

Jadi, menurut Kang Darus, sapaan Dadang Rusdiana, sanksi yang dijatuhkan PSSI itu harus profersional. Jangan sampai karena ulah sekelompok atau oknum suporter itu, kata dia, kemudian secara umum ditimpakan kepada club atau Persib.

“Mana kesalahan club, mana kesalahan panitia pertandingan, mana kesalahan suporter, mana kesalahan pengendalian pengamanan tidak kondusif misalkan. Maka PSSI harus bisa memilah-milah itu,” imbuh politisi Partai Nasdem ini.


Karena itu menurutnya wajar saja kalau sekarang muncul kekecewaan para suporter terhadap sanksi yang diberikan PSSI yang dinilai tidak adil.

“Tindakan yang dilakukan PSSI itu seakan-akan tidak profesional dan tidak profesional. Jadi, saya sebagai anggota Komisi X DPR RI yang berasal dari Bandung, meminta agar PSSI untuk segera melakukan review atau revisi terhadap sanksi yang diberikan. Saya kira ini tidak bisa dibiarkan,” kata Darus.

Caleg DPR RI Dapil Jabar 2 Kab Bandung ini pun menyatakan agar PSSI bisa berbenah dan melakukan introspeksi. Menurutnya, semua suporter sepakbola Indonesia harus terorganisir dengan baik dalam sebuah sistem pembinaan dan sebuah regulasi yang jelas.

“Pembinaannya itu bisa dilakukan dengan penertiban atas organisasi-organisasi yang membawahi suporter, berbadan hukum, kriteria keanggotaan suporter yang jelas, pembinaan intensif dari organ-organ bentukan PSSI yang khusus menangani masalah suporter, dan hal lainnya,” sebut Darus.

Dia bilang selama ini kan suporter bermunculan dengan membuat nama yang dibuat masing-masing secara spontan dan alami. “Tapi kemudian adakah pembinaan dalam bentuk kegiatan atau apapun dari PSSI terhadap supoter? Selama kan ini nggak ada,” kilahnya.

Padahal menurutnya suporter itu potensi yang sangat luar biasa. Begitu pula dengan respon masyarakat terhadap sepakbola. Indonesia termasuk negara dengan jumlah suporter sepakbola terbanyak. Menurutnya pun sepakbola itu bisa menjadi daya perekat, walaupun sekaligus di situ ada peluang-peluang terjadinya konflik antar suporter.

Lebih dari itu, kata Darus, adanya suporter bukan sekadar punya potensi dukung mendukung olahraga, tapi juga bisa jadi potensi ekonomi dan potensi sosial. Namun sayangnya selama ini PSSI belum mampu memberikan pembinaan.

“PSSI nggak bisa menyalahkan Persib saja. Karena tadi saya katakan, bahwa selama ini juga PSSI belum mampu melakukan pembinaan terhadap para suporter sepakbola. Insiden ini adalah kegagalan kita bersama, tidak boleh hanya menimpakannya kepada Persib,” pungkas Darus. (yon/bb)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Komisi X DPR RI Minta Kaji Ulang Sanksi Terhadap Persib

Terkini

Topik Populer