terkini

Sistem Pengolahan Limbah Cair RSUD dr. Iskak, Begini Cara Kerjanya

4/08/22, 14:33 WIB Last Updated 2022-04-08T07:33:17Z
TULUNGAGUNG, MA - Limbah pelayanan kesehatan menjadi salah satu hal yang pengolahannya harus diperhatikan. Kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung menghasilkan limbah cair baik medis atau nonmedis yang harus dikelola dengan baik dan benar. Mulai dari cairan keruh hingga menjadi air mengalir yang bersih.

“Pengolahan limbah cair di RSUD dr. Iskak Tulungagung, tentunya menggunakan sistem pengolahan kombinasi, yakni sistem aerob dan anaerob,” terang Kepala Instalasi Sanitasi RSUD dr. Iskak Tulungagung, Ninik Wulandari, S.KM. Jumat (08/04/2022).

Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Tulungagung ini berasal dari ruangan-ruangan.

Baik itu ruangan yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien maupun limbah domestik yang berasal dari ruangan kantor.

Bentuk limbah cair ini umumnya berupa cairan bekas infus atau farmasi, cairan bekas makanan atau minuman dan juga limbah air dari bekas cuci pakaian pasien.

Setiap harinya, volume limbah cair yang dihasilkan cenderung fluktuatif.

Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh jumlah pasien dan faktor cuaca, misalnya hujan.

Setiap hari rata-rata limbah cair yang dihasilkan berkisar 120 – 140 meter kubik.

Volume limbah cair yang dihasilkan ini tentunya juga diukur menggunakan alat flometer in led.

Alat ini, berfungsi untuk mengukur volume limbah cair yang masuk atau dihasilkan oleh ruangan.

Proses pengolahan limbah cair dimulai pengaliran air dari setiap ruangan menggunakan saluran limbah dan juga bak kontrol pada setiap penggabungan dua ruangan.

Fungsi dari bak kontrol ini adalah untuk proses pemantauan bila terjadi penyumbatan pada saat proses pengaliran.

Ninik menjelaskan, dari bak kontrol limbah akan masuk ke dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Pada IPAL inilah, proses pengolahan dimulai dari bak pengumpul kemudian dialirkan menuju bak ekualisasi.

Bak ekualisasi merupakan tempat pencampuran seluruh air limbah yang berasal dari seluruh ruangan.

Air limbah yang semula beragam jenisnya (heterogen) akan menjadi sejenis (homogen).

Dari bak ekualisasi, air limbah selanjutnya akan dialirkan menuju bak slow stream yang mana akan terjadi proses pengendapan.

Ninik melanjutkan, pengolahan air limbah setelah melalui proses pengendapan maka akan dialirkan menuju bak sedimen dan menuju bak anaerob.

Pada bak anaerob inilah proses pengolahan dilakukan tanpa menggunakan bantuan oksigen.

Proses pengolahan tidak berhenti di situ, melainkan harus melewati bak aerasi. Di bak inilah terdapat blower yang digunakan untuk proses sirkulasi udara atau tempat makanan bakteri pengolah air limbah.

Selanjutnya, dari pengolahan bak aerasi akan dialirkan menuju bak travel (untuk proses penyaringan) dan kemudian menuju saluran tertutup serta masuk ke dalam bak media.

Di dalam bak media ini terdapat kerikil untuk selanjutnya masuk ke dalam bak indikator biologi.

Pada bak indikator biologi akan dilakukan pengecekan tingkat keamanan air limbah.

Setelah dilakukan pengecekan terkait keamanan air limbah maka akan masuk ke dalam bak klorinasi dan bak hasil.

Dari bak hasil inilah, akan keluar berupa air besih yang selanjutnya dialirkan menuju bak badan air.

Volume air limbah yang keluar atau bersih tentunya juga diukur menggunakan flometer outlet. “Dalam proses pengolahan limbah cair ini, RSUD dr. Iskak Tulungagung juga menerapakan sistem penjagaan 24 jam agar proses pengolahan dapat berlangsung dengan baik,” pungkasnya. (PAR/KAR)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Sistem Pengolahan Limbah Cair RSUD dr. Iskak, Begini Cara Kerjanya

Terkini

Topik Populer