terkini

Siap-siap nih! Ada Gerhana Bulan Total didampingi Planet Mars

7/27/18, 16:01 WIB Last Updated 2018-07-27T09:02:34Z
Ilustrasi Gerhana Bulan (kompas.com)
Gerhana, Media Advokasi - Dini Hari (28/7/2018), kita akan melihat fenomena gerhana bulan total (GBT) atau bulan darah. Seperti kita tahu, Mars akan mendampingi bulan selama puncak blood moon terjadi.
"Di malam itu, Mars sedang mencapai puncaknya purnama atau oposisi Mars dengan cahayanya yang merah terang (berada) di dekat Bulan yang sedang gerhana," ujar Mutoha Arkanuddin, astronom amatir sekaligus pendiri Jogja Astro Club dihubungi Kompas.com, Kamis (26/7/2018).

Selain Mars yang sangat dekat dengan bulan, tepatnya di selatan bulan, sebenarnya langit malam besok juga dihiasi hujan meteor Piscis Austrinids. Menariknya, ini adalah puncak dari hujan meteor Piscis Austrinids.
Astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan, hujan meteor Piscis Austrinids tergolong sebagai hujan meteor periodik.

"Peristiwa ini terjadi setiap tahun dengan jadwal kemunculan relatif sama dari tahun ke tahun, yakni pada rentang wantu antara 15 Juli sampai 10 Agustus, dan puncaknya pada 28 Juli," jelasnya melalui pesan singkat, Kamis (26/7/2018).

Hujan meteor Piscis Austrinids merupakan meteor yang berasal dari rasi Piscis Austrinus atau Piscis Australis yang ada di langit selatan.

Sehingga, saat hujan meteor Piscis Australis muncul akan lebih mudah disaksikan di belahan Bumi selatan.
"Salah satu anggota rasi Piscis Austrinus yang terkenal adalah bintang Formalhaut," imbuhnya.

Sayang, hanya kecil kemungkinannya kita dapat menikmati fenomena ini. Menurut Marufin, hujan meteor Piscis Austrinids tergolong lemah.

"Pada puncaknya, ia hanya menghasilkan maksimum lima meteor per jam. Itu sedikit sekali," ujar Marufin.
"Ketimbang hujan meteor Piscis Austrinids, ada hujan meteor lain yang kuantitasnya sedikit lebih banyak dan berlangsung di saat bersamaan. Namanya hujan meteor Southern Delta Aquarids (SDA)," papar Marudin.

Hujan meteor SDA berasal dari rasi Aquarius dengan meteoroid-meteoroidnya bersumber dari remah-remah komet periodik 96 P/Machholz.

Hujan meteor SDA adalah hujan meteor periodik yang muncul setiap tanggal 12 Juli sampai 23 Agustus, dan puncaknya di tanggal 30 Juli.

Bila hujan meteor Piscis Austrinids di selatan, hujan meteor SDA akan muncul di langit sebelah timur.
"Saat puncak hujan meteor SDA, akan ada 25 meteor yang jatuh setiap jamnya. Meteornya juga lebih terang ketimbang meteor Piscis Austrinids. Jadi saya lebih favoritkan yang SDA," ujarnya.

Dengan kuantitas hujan meteor Piscis Austrinids yang sangat sedikit, Marufin mengatakan kecil kemungkinan kita dapat melihat fenomena benda langit ini. Hal yang sama pun terjadi saat fenomena hujan meteor SDA.
Mungkin, kita dapat melihat hujan meteor itu bila kita berada di pinggiran kota dan cuaca langit benar-benar gelap, tidak ada polusi cahaya yang mengganggu.

Lima Fenomena Memukau
Seperti yang kita ketahui, setiap fenomena gerhana bulan total selalu istimewa.
Bagitu pula yang akan kita lihat hari Sabtu mendatang. Namun, apa saja keunikan dan keistimewaan gerhana bulan kali ini?

1. Terlama pada Abad 21 "Durasi gerhana secara keseluruhan adalah 6 jam 14 menit," kata Marufin Sudibyo, astronom amatir kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (06/07/2018).
Bahkan, gerhana kali ini disebut-sebut sebagai blood moon terpanjang pada abad ke-21.
Artinya, gerhana bulan serupa hanya akan bisa ditemui 100 tahun lagi.
Tepatnya pada 9 Juni 2123.

2. Gerhana Sekaligus Minimoon Berbeda dengan gerhana bulan sebelumnya yang bersamaan dengan Supermoon, GBT kali ini bertepatan dengan Minimoon.
Saat puncak gerhana nanti, jarak Bumi dan Bulan diperhitungkan sebesar 406.100 kilometer.
Artinya, ini lebih jauh dari jarak Bumi dan Bulan biasanya yang hanya 384.400 kilometer.
"Secara tak resmi Bulan dengan fase purnama yang bertepatan atau hampir bertepatan dengan saat Bulan menempati titik apogee-nya dikenal sebagai Minimoon," kata Marufin.

3. Fenomena Paras Bulan yang Kebiruan Meski GBT selalu identik dengan warna merah darah, tapi ada yang istimewa kali ini. Itu adalah warna biru di paras bulan. 
"Sapuan warna biru di paras Bulan akibat hamburan cahaya Matahari oleh molekul-molekul Ozon," ujar Marufin. "(Hal ini) menjadi lebih bisa diamati dengan baik (saat GBT terjadi)," sambungnya.

4. Gerhana Tanpa Awan Marufin juga menjelaskan keistimewaan gerhana bulan akhir minggu ini adalah karena faktor cuaca.
"Gerhana ini terjadi pada musim kemarau. Sehingga langit relatif akan lebih bersih,," ujarnya.
Ini berarti GBT kali ini akan lebih mudah diamati karena risiko tertutup mendung kecil.

5. Mars yang Jadi Dayang-dayang Menambah keistimewaannya, pada gerhana kali ini bulan akan berdampingan dengan planet Mars di langit Indonesia.

"Gerhana Bulan ini bertepatan dg saat Mars berada pada posisi terdekat dengan Bumi dalam 15 tahun terakhir," kata Marufin.

"Magnitudonya (Mars) diperkirakan -2,7 (normalnya hanya -0,5) sehingga jauh lebih mudah diamati," pungkasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Planet Mars Bakal Terlihat Saat Gerhana Bulan Dini Hari Nanti, Fenomena Langka Ini Juga Terjadi, http://bangka.tribunnews.com/2018/07/27/planet-mars-bakal-terlihat-saat-gerhana-bulan-dini-hari-nanti-fenomena-langka-ini-juga-terjadi?page=all.

Editor: teddymalaka
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Siap-siap nih! Ada Gerhana Bulan Total didampingi Planet Mars

Terkini

Topik Populer