terkini

Sangkanparan Visual Multimedia Putar Film musikal "Maos"

8/01/22, 09:07 WIB Last Updated 2022-08-01T02:07:24Z

 


Cilacap, MA- Rumah Produksi Sangkanparan Multimedia Putar  Film perdana Musikal "maos".      


Insan Indah Pribadi terlibat penuh dalam film musikal "Maos" sebagai penulis cerita, skenario, dan sutradara. Juga pemilik rumah produksi Sangkanparan Visual Multimedia dalam film berdurasi 38 menit ini. 


Insan berhasil menuangkan kisah berlatar sejarah zaman kolonial Belanda dengan dibumbui cinta segi tiga. Dan yang menonjol dalam film ini adalah batik. Insan sukses mengangkat batik di film ini, meski di cerita film ini batik menjadi kode perjuangan bagi laskar-laskar pejuang di Cilacap zaman dulu.


Film musikal berbahasa ngapak ini begitu mengalir dengan ringan tapi tidak cengeng. Ceritanya juga sederhana, karena biasanya film Indonesia cenderung begitu-begitu saja, dan jika bercerita percintaan pasti mudah ditebak. 


Patut diacungi jempol adalah sisipan lagu-lagu dalam film ini. Tampak sekali menyentuh dengan selingan rangkaian gambar yang menarik. Sesuai dengan sang sutradara yang merupakan kreator film-film kelas festival di Indonesia.


Aransemen musik melibatkan musisi lokal, seperti Nevi Wahyudi, Singgih Baruna, Deni Susilo, Agung, Bambang, dan Iwan. 


Vokalisnya adalah Ridho Rokhanah, Yahya Abdul Majid, serta Hendy Santana. Proses rekaman dilakukan di Anane Music Studio.


"Sebenarnya ini adalah pengembangan cerita. Ide muncul setelah mendengar cerita Mas Tonik Sudarmaji bahwa dulu di Cilacap pernah ada seorang perempuan yang ikut andil dalam gerakan melawan Belanda," katanya usai pemutaran perdana film karyanya tersebut di Dakota Cinema Cilacap, Minggu (31/7/2022).


Menurut Tonik, perempuan bernama Wartinem itu telah melahirkan motif batik berupa simbol dan sandi. Ketika Laskar Diponegoro kembali ke desanya, dimulailah pergerakan sederhana melawan penjajah. Lalu simbol dan sandi pada motif batik tersebut dipakai Laskar Diponegoro untuk mengecoh Belanda.


Insan menjelaskan, Tonik Sudarmaji sendiri adalah salah satu cicit dari keluarga besar Wartinem dan Cawikarya, salah satu pelaku usaha batik di wilayah Penatusan, Maos, Cilacap.


Selain menambah bumbu dengan cinta segi tiga, Insan juga memasukkan unsur musik, tari, dan budaya, agar kisah berlatar belakang sejarah ini mudah dinikmati.


Film yang dikerjakan selama pandemi 2021 dengan budget sekitar Rp 100 juta ini mendapat dukungan berupa peralatan dan sarana prasarana dari Kemenparekraf.


"Film ini adalah film yang terwujud berkat cinta dan dukungan banyak pihak. Saya berutang rasa terimakasih dan syukur pada banyak pihak yang telah membantu mewujudkannya, termasuk keluarga saya," ucap Insan.


Ketua Bidang Organisasi dan Jaringan Badan Perfilman Indonesia (BPI) Erlan Basri berpendapat bahwa Cilacap luar biasa. 


Ia mengakui perjalanan Sangkanparan yang luar biasa, dan cukup banyak menghasilkan karya yang bisa bicara di level nasional.


Bahkan, ada lulusan Sangkanparan yang mendapat beasiswa di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Erlan tahu benar kualitas Sangkanparan, bisa menghasilkan alumnus yang kelak profesional di bidangnya.


Ia berharap kegiatan semacam ini dapat bergulir menjadi guliran ekonomi kreatif, dan menghidupkan masyarakat serta pekerja film di daerah.


Tak lupa Erlan berharap ada dukungan Pemkab Cilacap terhadap komunitas film daerah. Sehingga terbentuk embrio bagi Komisi Film Cilacap, sebagaimana yang tengah digagas oleh BPI bersama Kemenko Marves, Kemenparekraf, dan Kemendikbud.


"Semoga film yang menggali kekuatan lokal bisa menjadi kekuatan global," ucap pengajar di Fakultas Film dan Televisi IKJ ini.


Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menanggapi langsung harapan BPI yang disampaikan oleh Erlan tersebut.


Tatto menyatakan apresiasi terhadap pemutaran film musikal "Maos" tersebut. Sebab, di dalamnya membawa pesan budaya, yang berarti mengangkat nama Cilacap hingga ke luar daerah.


"Ini nanti bukan hanya kebangkitan ekonomi kreatif, tapi semua bidang ekonomi. Sekali lagi saya ucapkan selamat dan sukses untuk Insan dan Sangkanparan," tandasnya.


Film musikal "Maos" ini diperankan antara lain oleh Dian Primaswari, Riyadh Ginanjar, Yahya Abdul Majid, Hendy Santana, Addin Santana, Wisnu, dan Widodo.


Para penari serta penata gerak yang terlibat dalam proses syuting berasal dari Sanggar Rama dan Sinta, Adipala, Cilacap, di bawah asuhan Noval.


Turut hadir dalam pemutaran perdana film musikal "Maos" ini beberapa OPD dan jajarannya, Wakil Ketua DPRD Cilacap Sindy Syakir, Duta Wisata Cilacap, Komunitas Cinema Lovers, dan tamu undangan lainnya.


Wakil Ketua DPRD Cilacap Sindy Syakir menanggapi film ini. 


"Karya seperti ini harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak," ujarnya. 


Ia berjanji akan melibatkan Sangkanparan dalam setiap kegiatan. Sukses yang diraih Insan ini semoga dapat memicu lahirnya sineas-sineas baru di Cilacap. (Pour)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Sangkanparan Visual Multimedia Putar Film musikal "Maos"

Terkini

Topik Populer